by Jafar Sodiq Jibi Solopos - Espos.id Dunia - Jumat, 13 Desember 2013 - 05:50 WIB
Seperti dilansir Washington Post, Rabu (11/12/2013), Kepolisian New York, Amerika Serikat yang kondang dengan singkatan NYPD telah mendalami tragedi di Mal Westgate di Nairobi, Kenya itu. Laporan penyelidikan NYPD menunjukkan tidak kompetennya militer dan polisi Kenya dalam menghadapi peristiwa penyerangan, September lalu itu.
Laporan NYPD itu juga mematahkan klaim-klaim otoritas Kenya seputar pembantaian yang menewaskan lebih dari 60 orang itu. Melalui uji balistik dan analisis rekaman video, NYPD mengungkap para pelaku hanya membawa senjata ringan seperti senapan AK-47 dan granat.
Tiga granat yang diklaim dilemparkan pelaku saat mereka akan masuk ke mal terbantahkan. NYPD membuktikan tidak ada ledakan yang terjadi akibat ulah teroris. Kerusakan parah di mal tersebut justru disebabkan oleh rudal-rudal antitank yang dilepaskan militer Kenya ke mal tersebut.
Tiga granat yang diklaim dilemparkan pelaku saat mereka akan masuk ke mal terbantahkan. NYPD membuktikan tidak ada ledakan yang terjadi akibat ulah teroris. Kerusakan parah di mal tersebut justru disebabkan oleh rudal-rudal antitank yang dilepaskan militer Kenya ke mal tersebut.
Hasil ini mematahkan pernyataan otoritas pemerintahan Kenya yang mengklaim para pelaku bersenjata berat senapan mesin. Isu adanya kelompok bersenjata berat menyerang mal itu diduga muncul karena kesalahpahaman.
Dilansir News.com.au, Rabu (11/12/2013), berdasarkan laporan penyelidikan NYPD, tim respons taktis kepolisian Kenya baru tiba di lokasi kejadian sekitar 90 menit setelah serangan pertama. Dari sini, kebingungan pun terjadi. Aparat polisi dan militer Kenya tampaknya tidak saling berkomunikasi saat kejadian.
Pada kenyataannya, di antara korban jiwa dalam pembantaian itu termasuk komandan tim respons taktis kepolisian. Berdasarkan insiden itulah NYPD menduga berkembang cerita tentang para teroris yang bersenjata berat dan mengenakan baju lengkap antisenjata, padahal mereka adalah para polisi.
Fakta lain, pelaku penyerangan mal tersebut ternyata hanya 4 orang, bukan 15 orang seperti yang diklaim otoritas Kenya. Menurut hasil penyelidikan NYPD, keempat orang itu bertindak dalam dua tim yang saling berkoordinasi via telepon genggam.
Kepala Kepolisian New York Ray Kelly mengatakan para penyelidik NYPD tidak mengetahui persis berapa jumlah militan yang terlibat. "Namun kami yakin hanya ada 4 penembak," tutur Kelly.
Selain itu, keterlibatan Samantha Lewthwaite yang dipublikasikan sebagai White Widow pengagum Osama bin Laden ternyata tidak terbukti. Menurut laporan NYPD, hasil analisa rekaman CCTV dan kesaksian para saksi mata mengindikasikan bahwa tak ada wanita yang terlibat dalam peristiwa di Mal Westgate itu.
NYPD juga membantah adanya korban penyanderaan saat penyerangan terjadi. NYPD malah mengungkap, para pelaku ingin membunuh orang sebanyak yang mereka bisa. Mereka mengajukan pertanyaan terkait agama Islam kepada para korban untuk menguji apakah mereka muslim atau tidak. Mereka yang tak bisa menjawab pertanyaan itu langsung ditembak mati.
Hal lain yang mengejutkan adalah tentang penyerangan mal yang berlangsung selama tiga hari. Menurut NYPD, setidaknya seorang pelaku terluka di bagian kaki. Serangan mereka sebenarnya hanya berlangsung enam jam. Setelah itu, para teroris bersembunyi di sebuah ruang penyimpanan barang dan mengurus rekan mereka yang terluka sebelum kemudian kabur dari mal tersebut.
Ditegaskan NYPD, tak ada bukti bahwa pelaku masih berada di mal itu setelah pukul 12.15 waktu setempat pada 22 September 2013 lalu. Namun entah mengapa, peristiwa itu masih terus berlangsung dua hari kemudian. Yang jelas, selama waktu itu, rekaman CCTV memperlihatkan sejumlah tentara Kenya menjarah pusat perbelanjaan kelas atas tersebut.