by Danang Nur Ihsan - Espos.id Dunia - Minggu, 13 Desember 2020 - 00:04 WIB
Esposin, SOLO -- Kelompok etnis yang tinggal di Malaysia sangat beragam. Mereka telah tinggal bersama di Malaysia selama beberapa generasi hingga semua budaya telah saling memengaruhi yang menciptakan budaya Malaysia yang sesungguhnya.
Kementerian Pariwisata Malaysia dalam laman malaysia.travel memaparkan penduduk Malaysia sangat beragam. Kelompok etnis terbesar di Malaysia adalah orang Melayu, China dan India.
Di Sabah dan Sarawak, terdapat berbagai kelompok etnis pribumi dengan budaya dan warisan mereka sendiri yang unik. Berikut potret penduduk Malaysia sebagaimana dikutip dari laman Kementerian Pariwisata Malaysia, beberapa waktu lalu.
Saat Solo Menutup Diri dari Kunjungan Wisatawan Luar Kota, Jogja Justru Beri Karpet Merah
Saat Solo Menutup Diri dari Kunjungan Wisatawan Luar Kota, Jogja Justru Beri Karpet Merah
Perubahan ke agama Islam dari ajaran Hindu dan Theravada Buddha dimulai pada tahun 1400-an yang sebagian besar dipengaruhi oleh keputusan Kerajaan Malaka. Orang Melayu dikenal karena perilaku mereka yang lembut dan warisan budaya seni yang kaya.
Tiga subkelompok yang berbicara bahasa Mandarin dengan dialek yang berbeda adalah orang Hokkian yang umumnya tinggal di Pulau Penang sebelah utara, orang Kanton yang umumnya tinggal di ibu kota Kuala Lumpur, dan kelompok yang berbicara bahasa Mandarin yang secara umumnya tinggal di negara bagian Johor sebelah selatan.
Wow, Dalang Cilik Siswa SMPN 9 Solo Raih Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020
Pada umumnya mereka beragama Hindu, dan mereka membawa serta budaya mereka yang penuh warna seperti kuil-kuil yang penuh dekorasi, masakan yang pedas serta kain sari yang sangat indah.
Orang Negrito biasanya tinggal di wilayah utara, orang Senoi tinggal di wilayah tengah dan orang Proto-Malay di wilayah selatan. Masing-masing kelompok atau subkelompok mempunyai bahasa dan budaya sendiri. Beberapa menjadi nelayan, petani dan semi pengembara.
Cium Mesra Patung Soekarno, Wanita Ini Dihujat Netizen
Namun, orang Kadazan sebagian besar merupakan penduduk delta lembah yang datar, yang cocok untuk persawahan, sedangkan orang Dusun secara tradisional tinggal di wilayah perbukitan dan pegunungan di bagian dalam Sabah.
Mereka yang memilih untuk meninggalkan hidup mengembara menjadi petani dan peternak. Orang Bajau daratan ini dijuluki 'Koboi dari Timur' sebagai penghargaan atas ketrampilan berkuda mereka yang mengagumkan, yang sering dipertontonkan di depan umum dalam festival Tamu Besar tahunan di Kota Belud.
Internet Error, Bocah 7 Tahun Tak Sengaja Pesan Makanan yang Sama 42 Kali
Kini, mereka kebanyakan beralih menjadi petani padi dan tapioka di bukit, mencukupi makanan mereka dengan berburu dengan sumpitan dan memancing. Layaknya sebagian besar suku pribumi di Sabah, pakaian tradisional mereka dihiasi dengan untaian manik-manik yang khas.
Pada zaman dulu, mereka ras pejuang yang ditakuti, yang terkenal dengan perburuan kepala manusia dan perompakan. Secara tradisional, mereka menyembah dewa tritunggal di bawah kekuasaan Singalang Burung, dewa perang berwujud burung. Walaupun kini sebagian besar memeluk agama Kristen, banyak adat tradisional yang masih dipraktikkan.
Wajah Wanita Ini Bengkak Setelah Pencet Jerawat di Hidung
Pada masa perburuan kepala manusia, tengkorak hasil buruan mereka disimpan di dalam 'baruk', yaitu rumah panggung bundar setinggi sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah. Sebagian besar masyarakatnya, yang tadinya menganut animisme, sekarang memeluk agama Kristen.
Ada rumah-rumah panjang mereka dihiasi dengan mural dan ukiran kayu menawan seperti perkakas mereka diperindah dengan rangkaian manik-manik rumit dan kaum wanita bangsawannya menggambari tubuh mereka dengan tato yang berdetail halus.
Ketuk Pintu Misterius Meneror Malaysia