by Redaksi - Espos.id Dunia - Selasa, 27 Desember 2016 - 01:00 WIB
Esposin, SOLO – Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Barack Obama menyampaikan berbagai pengalaman berkesan yang didapatkannya selama memimpin Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikannya dalam sebuah wawancara eksklusif yang disiarkan lewat podcast The Axe Files, Senin (26/12/2016).
Dalam wawancara tersebut Obama merasa yakin dirinya mampu mengungguli Donald Trump jika ikut mencalonkan diri dalam pemilihan presiden (pilpres) Negara Paman Sam itu. "Jika saya maju di pilpres, saya yakin pasti menang. Sebab, saya telah melakukan banyak hal demi kemajuan negara. Saya pikir hal itu bisa mendorong mayoritas rakyat untuk memberikan dukungan mereka," ujar Obama seperti diwartakan New York Times.
Sayangnya, Obama tidak bisa maju dalam pilpres kembali karena konstitusi Amerika Serikat membatasi masa jabatan presiden hanya untuk dua periode. Ia juga merasa sangat kecewa dengan kekalahan Hillary Clinton. Ia menduga kekalahan itu disebabkan oleh sikap tim kampanye Clinton yang terlalu berhati-hati.
Sayangnya, Obama tidak bisa maju dalam pilpres kembali karena konstitusi Amerika Serikat membatasi masa jabatan presiden hanya untuk dua periode. Ia juga merasa sangat kecewa dengan kekalahan Hillary Clinton. Ia menduga kekalahan itu disebabkan oleh sikap tim kampanye Clinton yang terlalu berhati-hati.
"Mungkin saja Clinton dan timnya sudah merasa menang, sehingga mereka terlalu berhati-hati dalam kampanye," tutur Obama.
Ucapan Obama itu rupanya diketahui Trump dan membuatnya meradang. Seperti biasa, melalui akun Twitter pribadinya @realDonaldTrump, ia menanggapi pernyataan Obama.
Kicauan tersebut rupanya memicu kemarahan pengguna Internet (netizen). Mereka menilai sikap Trump itu terkesan emosional. “Aku rasa Hillary mendapat perolehan suara lebih banyak daripada Anda @realDonaldTrump,” tulis akun Twitter @Jack_Slater.
“Anda bahkan tidak bisa memperoleh banyak suara dari kalangan wanita. Bagaimana jika dilakukan perhitungan ulang, apakah Anda akan menang?” sahut akun @tonyposnanski.
Sementara itu, kabarnya beberapa mantan orang nomor satu di Negara Paman Sam itu tidak akan hadir dalam pelantikan Donald Trump yang digelar 20 Januari 2017 mendatang. Menurut kabar yang beredar, Jimmy Carter menjadi satu-satunya mantan Presiden Amerika Serikat yang telah mengonfirmasi akan hadir di acara itu. (Chelin Indra Sushmita/JIBI/Esposin)