by Newswire - Espos.id Dunia - Minggu, 22 September 2024 - 17:18 WIB
Esposin, BEIRUT - Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mendesak masyarakat internasional untuk bersikap tegas kepada Israel terkait apa yang disebutnya sebagai "pembantaian mengerikan " di Lebanon.
Mikati dalam pernyataannya pada Sabtu (21/9/2024) menyebut dirinya sebenarnya sedang bersiap hadir dalam Sidang Umum PBB di New York, AS, sebagai bagian dari upaya diplomatik Lebanon untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Lebanon dan pembantaian yang dilakukan. "Namun, mengingat perkembangan terbaru terkait agresi Israel di Lebanon, saya memutuskan untuk membatalkan perjalanan saya," tambahnya. "Saat ini tidak ada prioritas yang lebih penting daripada menghentikan pembantaian yang dilakukan oleh musuh Israel dan berbagai jenis perang yang dilancarkannya," kata Mikati.
Dia pun menyerukan kepada "masyarakat internasional dan siapapun yang memiliki rasa kemanusiaan” untuk bersikap tegas terkait pembantaian yang mengerikan, dan memberlakukan hukum internasional guna melindungi perangkat teknologi masyarakat umum agar tidak menjadi sasaran serangan.
Sedikitnya 37 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam sebuah serangan udara mematikan oleh Israel di daerah pinggiran selatan Beirut pada Jumat (20/9/2024). Kelompok perlawanan Hizbullah mengonfirmasi bahwa sedikitnya 16 dari anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan utama Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan Israel tersebut.
Gelombang serangan udara oleh pesawat tempur Israel juga berlangsung di Lebanon selatan pada Sabtu (21/9/2024) mengakibatkan kebakaran di sejumlah kota wilayah tersebut. Berbagai akun media sosial menyebarkan gambar-gambar kebakaran di kota-kota selatan setelah serangan tersebut. Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon yang dikelola negara, pesawat tempur Israel telah melakukan lebih dari 50 serangan udara di kota-kota perbatasan di Lebanon selatan.
Serangan itu menyusul dua gelombang ledakan perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon yang menewaskan sedikitnya 39 orang tewas dan lebih dari 3.000 orang lainnya luka-luka dalam. Meski pemerintah Lebanon dan Hizbullah menuding Israel atas ledakan itu, Tel Aviv belum menyangkal atau mengonfirmasi keterlibatannya.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan Israel terhadap Gaza, yang saat ini telah menewaskan 41.400 orang, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan bersenjata Palestina, Hamas, pada 7 Oktober tahun lalu.