Esposin, BAGHDAD - Pengungsi akibat konflik di Irak terus bertambah dan telah mencapai lebih dari 2,1 juta orang.
Hal itu diungkapkan Misi Bantuan PBB untuk Irak, Minggu (30/11/2014). PBB juga mengatakan kondisi satu juta pengungsi yang kini berada di daerah Kurdi bagian utara mengkhawatirkan karena musim dingin telah tiba.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Sebagian besar pengungsi di Irak terpaksa meninggalkan rumahnya ketika gelombang kekerasan melanda negara tersebut pada awal 2014 dan setelah munculnya serangan kelompok garis keras pada Juni sampai Agustus lalu.
Rangkaian kekerasan itu terus memaksa ribuan orang kehilangan rumah, demikian keterangan PBB yang juga menambahkan bahwa daerah yang paling terdampak adalah Kirkuk.
"Badan humanitarian tambahan dan perhatian lebih sangat dibutuhkan untuk memperluas bantuan terhadap para pengungsi internal di Kirkuk," kata PBB dalam pernyataannya yang dikutip Senin (1/12/2014).
Selain itu, salju juga mulai turun di sebagaian wilayah administrasi Dohuk--terletak di bagian barat laut Provinsi Kurdi dan menjadi tempat pelarian sebagian besar pengungsi Irak.
"Kurangnya pemanas ruangan untuk tenda dan peralatan non-makanan lainnya akan berdampak negatif bagi bagi kesehatan para pengungsi sepanjang musim dingin," kata PBB.
Sementara itu organisasi kemanusiaan The Action Against Hunger (ACF) mengatakan para pengungsi sering kali berada dalam kondisi memprihatinkan seperti di ruangan terbuka, tenda, ataupun dalam gedung yang belum selesai dibangun.
"Jika respons terhadap musim dingin tidak segera ditingkatkan, maka kita akan menyaksikan dampak jangka pendek dan jangka panjang yang buruk terhadap populasi para pengungsi," kata ACF dalam pernyataan tertulis.
Total kebutuhan dana untuk merespon musim dingin--sebagai bagian dari keselurhan bantuan krisis kemanusiaan di Irak dan Suriah--diperkirakan berjumlah US$173 juta dolar.