Dilasir Huffingtonpost, 12/12/2013, sang penerjemah palsu yang diketahui bernama Thamsanqa Jantjie itu menyampaikan pernyataannya itu saat diwawancarai oleh The Associated Press. Dalam kesempatan itu, ia mengaku melihat ada malaikat yang masuk ke dalam stadion sehingga mengganggu konsentrasinya. Di sisi lain, ia juga mengatakan pernah menderita sakit skizofrenia dan dirawat di sebuah rumah sakit jiwa selama lebih dari setahun.
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Sementara itu, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Penyandang Cacat Afrika Selatan Hendrietta Bogopane-Zulu mengadakan sebuah konferensi pers untuk mengklarifikasi kesalahan yang terjadi ketika memilih Jantjie sebagai penerjemah pidato Obama. Pejabat pemerintahan telah melakukan penyelidikan terhadap perusahaan yang menawarkan jasa Jantjie sebagai penerjemah telah menghilang seiring gencarnya pemberitaan terkait penerjemah palsu di media massa.
Dia mengungkapkan permintaan maafnya terkait insiden memalukan tersebut. Permintaan maaf itu, ia tujukan kepada orang-orang tuli di seluruh dunia yang tersinggung dengan bahasa isyarat yang disampaikan penerjemah palsu itu. Seperti diberitakan Esposin, Thamsanqa Jantjie melakukan kebohongan terkait bahasa isyarat yang ia sampaikan pada sambutan para tokoh dunia pada upacara penghormatan terakhir Nelson Mandela, Selasa (10/12/2013) lalu. Seluruh bahasa isyarat yang diperuntukkan bagi para tuna rungu tersebut tidaklah memiliki makna apapun.