Juru bicara militer Isreal Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan kepada wartawan bahwa fokus utama dari serangan di distrik Shejaia, sebelah timur Kota Gaza. Shejaia dan terowongan yang dibangun di sana di duga dijadikan tempat peluncuran roket. Para militan dari kelompok Hamas itu seperti dilansir Kantor Berita Reuters, tewas ketika mereka menyeberangi perbatasan dari Gaza melalui dua terowongan.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Pada sisi berbeda planet Bumi, Dewan Keamanan PBB di New York, Minggu (20/7/2014), menyerukan gencatan senjata setelah adanya pertemuan darurat. “Keprihatinan mendalam tentang meningkatnya jumlah korban (dan) menyerukan penghentian segera permusuhan," Duta Besar Rwanda untuk PBB, Eugene Gasana, kepada wartawan. Namun tidak ada tanda kedua belah pihak menggubris seruan itu dan bentrokan terus berlanjut.
Distrik Shejaia, hingga Minggu, dihujani tembakan yang menyebabkan setidaknya 72 warga Palestina tewas. Dalam serangan militan di Shejaia itu,13 tentara Israel juga diklaim tewas. Militer juga mengatakan telah memperingatkan warga untuk meninggalkan wilayah itu, dua hari sebelum serangan berlangsung.
Di tengah serangan diluncurkan, Hamas mengklaim telah menangkap seorang tentara Israel meski kemudian muncul bantahan atas penangkapan itu.
Sementara itu, sebagaimana dilaporkan Cnn.com, jumlah korban tewas menurut Departemen Kesehatan Gaza sejak awal operasi militer Israel terhadap Hamas menjadi 507. Selain itu, lebih dari 3.000 warga terluka.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri, berbicara kepada Al-Jazeera, mengatakan Israel melakukan kejahatan kemanusiaan. Ia juga menyatakan sebagian besar dari mereka yang tewas di Shaja'ia adalah perempuan dan anak-anak. PBB memperkirakan sekitar 70% dari korban tewas di Gaza adalah warga sipil.