Esposin, TEL AVIV - Israel mengumumkan niatnya membuat pusat riset dan pengembangan vaksin virus corona. Hal ini disampaikan sang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dilansir Reuters, Netanyahu telah berkomunikasi dengan otoritas kesehatan Israel dan Institut Biologi Israel untuk memproduksi masal vaksin melawan virus corona. Nantinya, Israel akan membangun pabrik vaksin untuk melakukan produksi masal.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Perusahaan Asal Israel Dituding Sebar Malware di Whatsapp
Perintah Netanyahu muncul setelah dia bertemu dengan profesor Shmuel Shapira, kepala Institut Penelitian Biologi Israel, yang mengatakan bahwa lembaga tersebut mampu menangani tugas itu.
Netanyahu tidak hanya menanggapi janji-janji Shapira dengan serius, tetapi juga memerintahkan proyek tersebut dianggarkan.
WNI di Singapura Sembuh dari Corona, Kemenkes: Kasihan kalau Dipulangkan
Sementara itu, Israel telah memperoleh sampel virus Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu mengembangkan vaksin.
Staf institut dan peneliti lain akan bergabung secara global menemukan vaksin corona. WHO memperkirakan tugas ini akan memakan waktu kurang dari setahun.
Untuk membangun vaksin virus itu, Israel bakal menggaet perusahaan farmasi Inggris, Glaxo Smith Kline (GSK).
Virus Corona Mewabah, Ini Deretan Merek Smartphone yang Batal Rilis di MWC 2019
Desakan untuk membangun pabrik pembuatan vaksin sudah dimulai lebih dari satu dekade yang lalu pada saat wabah flu babi terjadi.
Peristiwa itu sangat membekas bagi Israel. Pada waktu wabah itu terjadi di 2009 Israel tidak ada pasokan vaksin.
Pada saat-saat terakhir, para pejabat kemudian memesan pasokan dari luar negeri dengan biaya yang mahal yaitu 470 juta shekel (sekitar Rp1,8 triliun).
Korban Virus Corona Bisa Sembuh Tanpa Vaksin, Ini Kuncinya