Esposin, GENEWA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) merespons desakan 239 ilmuwan soal penyebaran virus corona Covid-19 lewat droplet yang mengudarat. Dijelaskan jika virus corona Covid-19 bisa menular lewat aerosol, atau dapat tetap berada di udara selama berjam-jam dan menginfeksi orang ketika mereka menghirupnya.
Lonjakan Tajam! Pasien Positif Covid-19 Indonesia Tambah 2.657, Total Kasus Capai 70.736
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Virus yang menyebar di udara inilah yang dapat membantu menjelaskan peristiwa infeksi massal yang dilaporkan di pabrik pengemasan daging, gereja, dan restoran.
Dilansir New York Times, Rabu (8/7/2020), Linsey Marr, seorang ahli aerosol di Virginia Tech menjelaskan fenomena ini. Dr Marr dan lebih dari 200 ahli lainnya, yang telah menjabarkan bukti dalam surat terbuka kepada WHO. Katanya, virus corona Covid-19 bisa menular lewat aerosol ketika seseorang tanpa gejala menghembuskan napas, berbicara atau bernyanyi.
Aerosol adalah tetesan cairan atau droplet, sebaliknya, tetesan adalah aerosol, mereka tidak berbeda kecuali dalam ukuran. Para ilmuwan terkadang menyebut tetesan berdiameter kurang dari lima mikron sebagai aerosol. (Sebagai perbandingan, sel darah merah berdiameter sekitar lima mikron; rambut manusia selebar 50 mikron.
Update Covid-19 Dunia: Terbanyak, Kasus Positif di AS Tembus 3 Juta
Seperti diketahui, virus Corona Covid-19 menyebar melalui tetesan besar yang dikeluarkan ketika orang yang gejalanya batuk atau bersin.
Tetesan ini berat dan jatuh dengan cepat ke lantai atau ke permukaan yang mungkin disentuh orang lain. Inilah sebabnya mengapa lembaga kesehatan masyarakat merekomendasikan menjaga jarak setidaknya 1,8 meter dari orang lain, dan sering mencuci tangan.
Bukan Hanya Batuk dan Bersin
Tetapi beberapa ahli telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa orang yang terinfeksi juga melepaskan aerosol ketika mereka batuk dan bersin. Lebih penting lagi, mereka mengeluarkan aerosol bahkan ketika mereka bernapas, berbicara atau bernyanyi, terutama dengan sedikit tenaga.Karena aerosol lebih kecil, mengandung lebih sedikit virus daripada tetesan. Tetapi karena mereka lebih ringan, mereka dapat berlama-lama di udara selama berjam-jam.
Terutama karena tidak adanya udara segar. Risiko penularan paling tinggi terjadi di ruang tertutup dengan ventilasi yang buruk. Dalam ruang tertutup yang padat, satu orang yang terinfeksi dapat melepaskan cukup virus aerosol dari waktu ke waktu untuk menulari banyak orang.
Dokter Kakak Adik Semarang Meninggal, IDI Minta Tes Rutin Covid-19
Jarak fisik masih sangat penting. Semakin dekat Anda dengan orang yang terinfeksi, semakin banyak aerosol dan tetesan yang mungkin terpapar pada Anda. Sering-sering mencuci tangan adalah langkah yang bagus.